By : Ain Qof
Apa yang dilakukan pada malam sepuluh akhir bulan Ramadhan? Pertanyaan ini mengingatkan kita pada salah satu hadis yang diriwayatkan oleh Sayyidah Aisyah r.a:
Hadis di atas merupakan salah satu hadis yang populer di kalangan umat Muslim di seluruh dunia dalam meningkatkan kualitas ibadah pada malam sepuluh akhir bulan Ramadhan.
Sebenarnya, apa rahasia di balik malam-malam itu? Mengapa Nabi begitu bersungguh-sungguh dalam beribadah pada malam tersebut? Tidak seperti malam-malam biasanya, beliau bahkan membangunkan istri-istrinya serta menyuruh para sahabat untuk menghidupkan malam itu.
Imam Waliyuddin al-Hafidz Azzain al-Iraqi dalam kitab Syarah Shadr bi Adz-Dzikri Lailatul Qadar mengungkapkan bahwa malam Lailatul Qadar terjadi pada salah satu malam di bulan Ramadhan. Malam ini merupakan momen pertama kali Allah SWT mewahyukan Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril.
Bahkan, Imam Asy-Syafi'i secara tegas menyatakan bahwa malam Lailatul Qadar terbatas pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan, dan yang paling diharapkan adalah malam-malam ganjil. Hal inilah yang menjadi alasan utama mengapa Nabi Muhammad SAW sangat memprioritaskan dan bersungguh-sungguh dalam beribadah pada malam-malam itu, yakni untuk meraih keagungan malam Lailatul Qadar, karena malam tersebut lebih baik daripada seribu bulan.
Tidak hanya itu, malam Lailatul Qadar adalah malam penuh keselamatan, keberkahan, dan kemuliaan. Pada malam tersebut, pintu-pintu langit terbuka untuk mengabulkan doa, serta setan tidak dapat berbuat buruk kepada orang yang menghidupkannya. Masih banyak lagi keistimewaan yang terdapat di malam itu.
Meskipun Lailatul Qadar adalah malam yang penuh berkah, Allah SWT tidak menampakkannya secara langsung kepada kita. Justru, Allah merahasiakan kapan malam itu terjadi. Dalam hal ini, Imam Fakhruddin Ar-Razi dalam karya Tafsir Al-Kabir mengulas beberapa alasan mengapa Allah merahasiakannya:
- Allah menyimpan rida-Nya dalam sekecil apa pun kebaikan agar setiap kebaikan dicintai oleh manusia.
- Allah menyimpan murka-Nya dalam segala maksiat agar keburukan dihindari.
- Allah tidak menampakkan wali-wali-Nya kepada semua makhluk agar mereka saling menghormati dan tidak saling merendahkan.
- Allah merahasiakan terkabulnya doa supaya hamba-hamba-Nya selalu bersungguh-sungguh dalam berdoa.
- Allah merahasiakan ajal manusia agar mereka selalu mempersiapkan amal saleh selama masih hidup di dunia.
Dari pemaparan di atas, kita dapat mengambil hikmah mengapa Allah tidak menampakkan secara langsung kapan malam Lailatul Qadar terjadi. Hal ini agar setiap hamba selalu mengagungkan seluruh malam Ramadhan, karena di antara malam-malam itu terdapat satu malam yang istimewa, yakni malam Lailatul Qadar.
Jika diibaratkan, malam Lailatul Qadar adalah seperti intan permata yang berada di suatu tempat yang tidak diketahui secara persis lokasinya. Namun, seseorang yang mengetahui bahwa intan tersebut ada dan sangat berharga pasti akan mencarinya dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkannya. Demikian pula dengan malam Lailatul Qadar, meskipun Allah merahasiakan kapan terjadinya.
Banyak ulama terkemuka, termasuk Hujjatul Islam Al-Imam Al-Ghazali, yang memberikan ciri-ciri tanda-tanda datangnya malam tersebut.
Jika awal bulan Ramadhan jatuh pada:
- Hari Ahad (Minggu) atau Rabu: maka Lailatul Qadar terjadi pada malam ke-29.
- Hari Senin: maka Lailatul Qadar terjadi pada malam ke-21.
- Hari Selasa atau Jumat: maka Lailatul Qadar terjadi pada malam ke-27.
- Hari Kamis: maka Lailatul Qadar terjadi pada malam ke-25.
- Hari Sabtu: maka Lailatul Qadar terjadi pada malam ke-23.
Syaikh Abu Al-Hasan berkata, "Sejak aku mencapai usia baligh, aku tidak pernah melewatkan malam Lailatul Qadar berdasarkan kaidah yang telah disebutkan ini."
Setelah memahami bagaimana perilaku Nabi Muhammad SAW pada malam Lailatul Qadar, rahasia dan keistimewaannya, serta tanda-tanda kapan terjadinya, maka sudah selayaknya bagi seorang mukmin untuk memperbanyak ibadah pada malam-malam itu. Salah satu amalan yang dianjurkan adalah membaca doa yang pernah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW:
شرح الصدر بذكر ليلة القدر ص 8
«فتح القريب المجيب » (ص142):
«تفسير الرازي = مفاتيح الغيب أو التفسير الكبير» (٣٢/ 229):
«إعانة الطالبين على حل ألفاظ فتح المعين» (٢/ 290):
«رياض الصالحين ت الفحل» (ص337):